Ekonomi Amerika Serikat Catat Kinerja Terbaik
Ekonomi Amerika Serikat Catat Kinerja Terbaik. Pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat di bawah pemerintahan Donald Trump
terus mencatat kinerja yang kuat. Bahkan pada kuartal II 2018, ekonomi
AS menghasilkan kinerja terbaik setelah hampir empat tahun. Hal ini
disebabkan ekspor yang meningkat dan impor yang menurun.
Departemen Perdagangan AS mengumumkan Produk Domestik Bruto (PDB) pada kuartal II tumbuh 4,2%. Lebih tinggi dari laporan sebelumnya, yaitu 4,1%. Menguatnya ekonomi AS, karena Negeri Paman Sam meningkatkan ekspor terutama perangkat lunak dan mengurangi impor khususnya minyak.
Pencapaian ini mengulang pertumbuhan ekonomi kuartal II 2017, dimana tumbuh 2,9%, lebih tinggi dari laporan sebelumnya 2,8%. Dan pada kuartal I 2018 mencapai 3,2%, juga lebih tinggi dari laporan sebelumnya sebesar 3,1%. Membuat ekonomi AS berada pada jalur tepat untuk mencapai target yang dipatok Trump, yaitu pertumbuhan ekonomi 3% secara tahunan.
Menanggapi hasil positif tersebut, Presiden AS Donald Trump menulis di twitternya, “Negara kami telah melalukan hal yang hebat!”
Ukuran alternatif pertumbuhan ekonomi lainnya, yaitu Gross Domestic
Income (GDI) meningkat pada level 1,8% di kuartal II 2018. GDI merupakan
statistik perhitungan yang diguanakan bank sentral AS, Federal Reserve
untuk mengukur aktivitas ekonomi berdasarkan pendapatan. Sedangkan PDB
untuk mengukur aktivitas ekonomi pada pengeluaran. PDB dan GDI juga
disebut sebagai output domestik bruto dan dianggap sebagai ukuran
kegiatan ekonomi yang lebih baik.
Adapun ekspor Amerika pada kuartal II 2018 naik pada level 9,1%. Pemerintah AS mempercepat ekspor kedelai ke beberapa negara untuk mengalahkan tarif balasan yang dilakukan China, yang mulai berlaku pada Juli 2018. Impor turun sebesar 0,4%, dengan mengurangi pembelian minyak. Penurunan impor ini merupakan yang terbesar sejak kuartal IV 2015. Sehingga AS berhasil mempersempit defisit perdagangan.
Para ekonom menilai laju pertumbuhan ekonomi yang kuat, kemungkinan membuat Federal Reserve berada di jalur untuk menaikkan suku bunga acuan pada September mendatang, alias yang ketiga kalinya di tahun ini
Departemen Perdagangan AS mengumumkan Produk Domestik Bruto (PDB) pada kuartal II tumbuh 4,2%. Lebih tinggi dari laporan sebelumnya, yaitu 4,1%. Menguatnya ekonomi AS, karena Negeri Paman Sam meningkatkan ekspor terutama perangkat lunak dan mengurangi impor khususnya minyak.
Pencapaian ini mengulang pertumbuhan ekonomi kuartal II 2017, dimana tumbuh 2,9%, lebih tinggi dari laporan sebelumnya 2,8%. Dan pada kuartal I 2018 mencapai 3,2%, juga lebih tinggi dari laporan sebelumnya sebesar 3,1%. Membuat ekonomi AS berada pada jalur tepat untuk mencapai target yang dipatok Trump, yaitu pertumbuhan ekonomi 3% secara tahunan.
Menanggapi hasil positif tersebut, Presiden AS Donald Trump menulis di twitternya, “Negara kami telah melalukan hal yang hebat!”
Pertumbuhan ekonomi AS yang kuat pada
kuartal II 2018, salah satunya didorong oleh paket pemotongan pajak.
Sehingga memberikan dorongan bagi daya beli masyarakat. “Laju ekspansi
pada kuartal II 2018 karena dorongan dari stimulus fiskal,” kata Oren
Klachkin, ekonom utama di Oxford Economics di New York.
Adapun ekspor Amerika pada kuartal II 2018 naik pada level 9,1%. Pemerintah AS mempercepat ekspor kedelai ke beberapa negara untuk mengalahkan tarif balasan yang dilakukan China, yang mulai berlaku pada Juli 2018. Impor turun sebesar 0,4%, dengan mengurangi pembelian minyak. Penurunan impor ini merupakan yang terbesar sejak kuartal IV 2015. Sehingga AS berhasil mempersempit defisit perdagangan.
Para ekonom menilai laju pertumbuhan ekonomi yang kuat, kemungkinan membuat Federal Reserve berada di jalur untuk menaikkan suku bunga acuan pada September mendatang, alias yang ketiga kalinya di tahun ini
Comments
Post a Comment